Selasa, 11 September 2012

Nasib Anak Kost

Saya mahasiswa tingkat 3 sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Karena saya bukan asli orang Bandung, saya tinggal di sebuah rumah kost khusus cowok. Kamarnya ada 10, penghuninya juga 10 orang. Kebetulan mahasiswa semua.

Salah satu hal yang saya sukai dari tempat kost saya adalah kamar mandinya. Bukan karena bersih atau higienisnya. Bukan juga karena desain, warna cat atau karena sebab yang lainnya. Yang aku sukai dari kamar mandi itu adalah jumlahnya. Ya, jumlahnya yang hanya 3 buah itu membuat kami harus berbagi kamar mandi. Anda bisa bayangkan apa yang pasti terjadi kalau orang 10 harus berbagi 3 kamar mandi. Yang paling heboh kalau pagi-pagi semua ingin pakai kamar mandi. Kadang-kadang kami 'terpaksa' mandi bareng untuk menghemat waktu. Sebetulnya saya senang aja kalau harus mandi bareng. Justru itu yang saya tunggu. Kapan lagi bisa ngeliat onderdil orang kalau nggak 'terpaksa' begitu. Belum lagi kalau kita lagi mandi, tiba-tiba ada orang yang nggak tahan ingin kencing langsung bergabung dan dengan santainya mempertontonkan wilayah rahasianya.

Di antara 9 orang teman kost saya, ada 1 orang yang jadi "man of my dream". Namanya Ary, kamarnya pas sebelahan dengan kamar saya. Orangnya keren, rambut berombak agak panjang, kulitnya putih mirip Indo, tingginya 180-an, bodinya terpelihara karena dia rajin olah raga dan hobinya pakai jeans ketat yang menonjolkan dengan jelas kelakiannya. Kayaknya sih barangnya besar banget!

Kami sesama penghuni rumah kost sering ngobrol. Sekali di kamar satu, lain kali di kamar yang lain. Juga saling pinjam kaset dll. Saya paling senang ngobrol dengan Ary, apalagi di kamarnya sendiri. Soalnya dia selalu hanya pakai celana gombrang setengah paha tanpa apa-apa lagi kalau sedang di kamarnya. Saya bisa puas memandangi bodinya yang berisi, dadanya yang full otot. Yang lebih nggak nguatin adalah bulu-bulu hitam halus di dadanya. Kalau sedang kebetulan celananya agak melorot saya bisa lihat sebagian bulu baoknya (begitu orang Bandung nyebut bulu genital/jembut) yang berbaris rapi menuju udelnya. Kadang-kadang dia juga nggak pakai celdal di bawah celananya itu sehingga kalau dia jalan saya bisa dengan jelas melihat sesuatu yang 'gundal-gandul' di dalamnya. Nah kalau pas gitu, kalau sedang beruntung, waktu dia sila atau mengangkat sebelah kakinya saya bisa liat bijinya yang tertutupi bulu hitam. Mana tahan......... Sayangnya cuma segitu aja yang bisa saya liat selama ini. Saya berharap dan berusaha untuk bisa melihat lebih jauh lagi.

Sejauh ini dia nggak pernah menunjukkan gejala dia itu gay, walaupun kalau ngobrol dia nggak pernah nyinggung-nyinggung masalah cewek, apalagi cerita mengenai ceweknya. Aku mau tanya, takut patah hati kalau tau dia suka cewek atau punya pacar. Jadi saya anggap aja dia itu 'mengandung harapan'

Yang jelas, dia nggak pernah keliatan keberatan kalau saya pandangi badannya sambil ngobrol. Malahan sering kali dia seperti sengaja (aku ge-er kali ya !) mengangkat kakinya supaya saya bisa lebih jelas melihat anatomi tubuhnya, atau berkali-kali membetulkan letak penisnya di depan mata saya. Kalau nggak kuat nahan, kadang-kadang saya 'dengan tidak sengaja' menyentuh badannya atau kakinya atau mana aja, yang penting bisa megang dia. Mau mencoba lebih jauh, takut. Beberapa kali pernah saya mencoba lebih jauh kepada lelaki lain yang saya sukai, yang saya dapat cuma pandangan jijik dan selanjutnya penghindaran. Belajar dari pengalaman, saya nggak mau lagi begitu. Jangan sampai saya nggak bisa lagi ngobrol di kamarnya dan memandangi bodinya.

Terhadap si Ary ini paling maksimal juga saya hanya berani mijetin tengkuknya kalau dia mengeluh nyeri kuduk. Memang satu kelebihan saya adalah pintar memijat (it will be my entrance door in my next story about Ary and me). Sebenernya memijat buat saya seperti simbiosis mutualisme (kata pelajaran Biologi). Yang dipijat dapat enak, aku dapat kesempatan megang-megang badan laki-laki. Kadang-kadang saya dapat kesempatan mijitin orang sampai nyerempet-nyerempet daerah bahayanya, walaupun saya harus berusaha mati-matian untuk tidak menyentuh wilayah terlarang itu. Lagi-lagi dengan alasan takut dihindari orang.

Kembali ke masalah Ary. Satu-satunya jalan untuk bisa melihat dia lebih jauh (maksudnya melihat dia 'totally naked') adalah mencari kesempatan mandi bersama. Beberapa hari saya pelajari pola hidupnya, kapan dia bangun, kapan dia mandi, kapan dia pergi, kapan dia pulang dll. Sayangnya sampai saat ini saya nggak pernah berhasil satu kamar mandi dengan dia. Dia selalu mandi sebelum saya bangun atau pergi kuliah nggak pake mandi.

Saya putar otak, mikirin gimana caranya bisa melihat dia telanjang. Suatu sore, sambil mikir-mikir cara melihat dia telanjang, saya terlentang di kasur memandang langit-langit. Eh, nggak taunya ada jalan ! Ternyata di langit-langit kamar saya ada jalan untuk masuk ke para-para (ruang antara genteng dan langit-langit). Selama ini nggak gitu keliatan karena memang sedikit tersamar.

"Nah, ini dia jalannya!!", kataku. Saya coba dorong-dorong, penutup itu terbuka. Kepala saya melongok ke dalam para-para, lalu saya pun menyusun rencana ........

Besok paginya sengaja aku nggak masuk kuliah. "Pusing", begitu alasanku. Setelah semua orang pergi, mulailah aku melaksanakan rencana itu. Dengan membawa paku, sekrup dan obeng saya naik ke para-para, menuju atas kamar Ary. Saya mencari tempat yang cocok, pas di atas kasurnya, lalu saya mulai melubangi langit-langit kamarnya. Tidak terlalu besar sehingga dia tidak akan curiga, tapi cukup besar untuk mengawasi apa yang terjadi di bawah sana. Pulang dia nanti saya akan buru-buru masuk kamarnya, pura-pura pinjam kaset, sambil membersihkan debu dan kotoran yang mungkin jatuh di atas kasurnya.

Ternyata semua sesuai dengan rencana!

Maka mulailah pengembaraan malam saya di atas para-para. Dua-tiga-empat malam berlalu tampa kejadian berarti. Saya hanya bisa liat dia tidur dengan pakaian hariannya - ya itu kolor doang !!

Lalu pada malam ke lima, waktu saya mulai bosen, tibalah saat yang ditunggu-tunggu itu. Malam itu, ketika saya dengar dia menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan persiapan tidur, saya segera naik. Nggak lama dia kembali. Saya dengar dia mengunci kamarnya. Dia naik ke atas kasurnya. Dan - duh aduh - malam ini dia pakai sesuatu yang di luar kebiasaan. Dia hanya memakai celana dalam brief warna putih. Jendolan di depan cdnya jelas terlihat dan besar sekali. Rambut-rambut genitalnya tampak lebih banyak. Wah, pokoknya bikin hatiku nggak karuan deh.

Dia bawa buku bergambar di tangannya. Mula-mula dia baca sambil telungkup. Agak kecewa juga saya, karena hanya ...

Visits: 180243

ML DI PANGGUNG


 Ini adalah cerita sex pertama yang aq buat jadi mohon dimaklum kalau banyak kesalahan tata bahasa dan sebagainya, aq juga minta maaf kalau kurang hot atau kurang memuaskan kalian tapi asal kalian tahu ini adalah cerita asli bukan rekaan.
 Buat yang mw ngasih saran atau kritik kirim ke Fb aq z
 Ryan Ardiansyah atau email aq
 ryanardiansyah799@yahoo.com
 Namaku RyanArdiansyah saat ini aq duduk di kelas 2 MTs, atau yang sekarang jadi kelas VIII, aq menjabat sebagai wakil OSIS di sekolahku plus menjadi salah satu panitia Acara Muludan kali ini sehingga aq harus bertanggung jawab terhadap lancarnya acara ini.
 Aq bersama dengan keempat temanku Didin, Iman, Asep dan Iwan kebagian sebagai seksi pubdokdek (Publikasi Dokumentasi dan Dekorasi). Hanya aq saja yang masih kelas 2 sedangkan sisanya kelas 3 tapi karena kita sudah lama kenal gak jadi masalah. Sekedar info z perawakan kami berempat biasa2 z, Asep tingginya paling 150 dan beratnya 50 kg dia hitam manis dan senyumnya bikin cewe2 gak tahan. Iman tinggi 145 dan berat 45 kg kulitnya putih dan dia paling ganteng diantara kita semua. Didin dia ini perawakannya paling tinggi dan paling besar sehingga dia selalu kebagian angkat2 tapi walaupun begitu dia orangnya ‘penyabar’. Iwan tinggi 148 dan berat 45 kg dia lumayan manis dengan kulit kuning langsatnya dan Iwan ini orangnya paling alim (soleh) karena dia anak Kiai setempat. Sedangkan aq tinggi 150 dan berat 40 kg, kata orang sih senyumku manis dan mataku sayu jadi orang2 suka susah menafsirkan arti pandangan mata aq.
 Hari ini kami berlima sangat sibuk karena besok adalah hari H, atau hari pelaksanaan acara Muludan. Aq, Didin dan Iwan bagian membuat panggung sementara Iman dan Asep bagian dekorasi, membuat tulisan dan hiasan di panggung. Sehabis pulang sekolah mereka membuat hiasan itu dirumah Asep tapi nanti sore mereka kesini. Aq, Didin dan Iwan sehabis pulang sekolah tidak pulang ke rumah dulu tapi langsung membuat panggung di ruangan kelas 1 karena kelas ini lumayan bagus dibanding dengan kelas yang lain.
 “Ryan, tolong kamu luruskan bangku2nya, takutnya ntar yang naek panggung terperosok kalau bangkunya tidak benar2 lurus”. Kata Iwan (maklum MTs kita ada di kampung jadi untuk bikin panggung untuk acara2 besar memakain bangku atau meja belajar lagian jaman dulu belum banyak rental panggung dll) ouwh ea lupa kejadian ini terjadi sekitar 15 tahun yang lalu.
 “Ok bos” jawabku.
 “Din tolong ikatkan bambu ini dengan kuat ea?” perintah Iwan lagi pada Didin.
 “Kamu juga jangan hanya nyuruh ini nyuruh itu doang dung, ikut kerja ke”. Balas Didin kesel, karena emang dari tadi Iwan ini hanya nyuruh kita2 saja, ea sih aq tau law dia ketua seksi tapi tetap harus kerja juga dunx.
 3 jam telah berlalu dan akhirnya panggung beserta kursi2 untuk penonton telah siap, dan kita bertiga pada kelelahan.
 “Aaaaaaaaaaaaakhhhhh ...... capenya”. Kata Iwan sambil merebahkan tubuhnya di lantai.
 “Cape apaan? Dari tadi kamu hanya banyak nyuruh ini nyuruh itu z. Paling hanya cape mulut z” balas Didin.
 “Ea neh. Kamu mah hanya geser bangku dikit2 z”. Balasku sambil duduk di salah satu kursi penonton sementara Didin duduk di tepi panggung sambil ngiaps2in badanya pake buku dan kita bertiga pada buka baju seragam karen keringetan.
 “Hehe ...... ekh Asep dan Iman mana? Qk belum nongol2 juga tu bocah”.
 “Assalamu’alaikum” Suara Asep dan Iman
 “Wa’alaikumsalam”. Jawab kami berbarengan
 “Panjang umur lo berdua, baru z si Iwan nanyain kalian, kangen katanya”. Kata Didin
 “Gila lo din, emangnya gw cowo apaan?” kata Iwan sambil menoyor kepala Didin
 “Hahahahahahaha ......” kami semua tertawa.
 “Ekh sep mana dekorasi buat panggungnya? Sudah beres kan? Lw udah beres kalian pasang dech di panggung aq mw mandi dulu”. Kata Iwan sambil jalan ke kamar mandi sekolah.
 “Ok dech”. Kata Asep dan Iman.
 “Ekh aq pulang dulu ea? Gerah nech mw mandi plus ganti baju, din wan mw nitip apa dari rumah?” kataku sambil ngambil baju seragam plus tas sekolah aq.
 “Aq nitip baju ganti plus makan malam z, kamu minta ke ortu aq di rumah, laper nech” kata Iwan sambil teriak karena sudah agak jauh.
 “Lw kamu din?” tanyaku pada Didin.
 “Sama dech, ekh jangan kelamaan ea? Sudah laper banget tau, si Asep juga kenapa gak bawa makanan?”
 “Sorry bro, lo kan tau gw keluarga miskin. Hehe”. Balas Asep
 “Ok dech, aq pulang duluan ea? Ekh lupa nanti malam kita nginep disini kan?” tanyaku lagi
 “Ea iyalah masa ea iya dong” serempak Asep, Didin dan Iman.
 “Good”. Kataku
 ************
 Malam pun tiba, karena ini ruangan kelas jadi kita semua tidur diatas panggung. Aq kebagian paling pinggir, kemudian Didin, Asep, Iwan dan Iman. Kita tidur hanya memakai sarung yang biasa di pakai buat sholat.
 Saat tengah malam aq tersadar karena aq ngerasa sesak nafas, saat aq buka mata ternyata Didin tengah menindih aq, matanya tertutup tapi anehnya bagian bawah tubuhnya menggesek-gesekan kemaluannya diatas kemaluan aq, sehingga hal ini membuat kemaluan aq jadi tegang, tangan dia juga menggenggam tangan aq sehingga aq tak bisa bergerak untuk melepaskan diri.
 “Ngaphmhmhmhmh.....................” baru z aq mw ngomong, tiba2 Didin mencium mulut aq dengan buasnya, ciuman yang makin dalam dan membuatku melayang.
 Dengan perlahan mata dia membuka, terus tangan kananya disimpan diatas bibirnya memberi tanda untuk diam, padaku.
 “Nikmati saja”. Katany
 Akhirnya aq diam dan menikmati apa yang dia lakukan, dia menurunkan wajahnya dan menghisap puting aq sehingga aq menggigit bibirku sendiri menahan nikmat n geli.
 “Emhphmphmphmph.........” erangan tertahan aq
 Kedua tangan dia menarik celana sekaligus celana dalam aq terus dia juga melepas celana sekalian ma celana dalamnya, sehingga kita sama2 tidak memakai celana, terus dia mengesek2an penis dia dengan penis aq sehingga hal ini memebri kenikmatan tersendiri bagi kami.
 Lalu dia meludahi tangannya dan mengoleskan ludah itu ke penisnya sehingga gesekan penis kita menjadi lebih nikmat.
 Dia mencium bibir aq lagi dengan buasnya.
 “Ekh penis aq jepit ma paha kamu ea? Agar lebih enak..........emphmphmphmphm” katanya sambil berbisik sambil melanjutkan ciumannya.
 “Hemmmmmmmmmmmm.................” aq gak bisa jawab karena dia menutup bibirku dengan bibirnya yang terasa manis,
 Dia terus menggesek2an penisnya diantara paha aq dan tanpa sadar aq juga menikmati hal itu karena penis aq menggesek2perutnya yang lumayan gede, dari kecil aq memang menyukai orang yang cuby, aq juga gak ngerti kenapa, mungkin karena tubuh aq yang kecil jadi suka iri melihat hal yang dimiliki oleh orang lain.
 Didin terus z menggesek2an penis hingga hampir 30 menit dan selama itu pula bibir dia tidak diam, kadang mencium bibir aq kadang pipi, jidat bahkan kuping aq juga tak luput dari jilatanya,
 “Emhmhmhmh...... aq dah mw keluar nech...............akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
 Jrot......jrot.....jrot.....jrot..... banyak juga air kencing (aq belum mengerti pada saat itu bahwa yang keluar dari penis Didin namanya sperma bukan air kencing) yang keluar dari penisnya sehingga membuat kami jadi basah terutama bagian pantat aq yang langsung berada didepan penisnya. Tak lama kemudian aq juga mengalami hal yang sama
 Jrot.....jrot.....jrot....jrot........ aq tidak mengerti apa yang barusan aq keluarin dan lakuin ma Didin tapi yang pasti hal itu sangat nikmat.
 Lalu Didin kembali tidur disamping aq, dan memakai celananya lagi, aq juga melakukan hal yang sama.
 Ceceran sperma yang ada di sekitar paha, pantat dan perut aq, semuanya aq lap dengan celana dalam aq tapi aq tetap memakainya setelah dipakai lap, karena takut yang tau kalau aq tidak pakai celdam keesokan paginya karena kita biasanya mandi pagi bareng.
 “Aduh gatalnya pantat aq, ikh ikh ikh” kata Iman 5 menit berselang setelah aq selesai memakai celana lagi. (aq gak tau apa Iman tau dengan apa yang aq dan Didin lakukan barusan, sehingga dia menyindir dengan ngomong gitu, tapi aq gak peduli habisnya nikmat sih hehe).
 Dan pada saat acara berlangsung ada satu kejadian lucu di atas panggung, dimana saat pembawa acara naik ke atas panggung dan mau membuka acara, kakinya sedikit terpeleset. Dalam hati aq berkata: “Pasti air kencing semalam belum kering hehe.........”

 ------------ TAMAT ---------

CERITA SARU: KISAH GAY DAN ANAK SEMINARI

Nama gw Dimas, ketika cerita ini terjadi umur gw masih 18 taun,saat itu gw masi straight 100%! 2 tahun yang lalu, gw saat itu baru lulus SMA, setelah lulus gw nunggu hasil pengumuman SPMB dengan bermalas-malasan di rumah gw di daerah Sunter. Waktu itu hari jumat, selesai sholat jumat gw pulang ke rumah, kata nyokap gw ada temen gw nelpon, namanya arbi, hah? arbi? kayanya temen SMA gw ga ada yang namanya Arbi. Gw SMA di Salah satu sekolah unggulan di Jakarta Utara. itu juga kemauan nyokap padahal dari awal gw maunya masuk SMA biasa aja, akibatnya di SMA ini gw jadi anak yang"PINTER" alias kebalikannya,

Gw anak tunggal jadi dari awal gw udah dimanjain. Sebenernya gw juga bingung awalnya kenapa gw males pacaran, padahal gw udah sempet deket sama berapa ce tapi ya itu kok gw ga niat pacaran. Tadinya gw pikir ini gara2 gw masih manja, ternyata gw menyadinya setelah ketemu si Arbi ini.

Lanjut, katanya nyokap gw si Arbi bakalan nelpon gw malem2, eh ternyata bener ada co nelp gw, "Halo, Dimasnya ada?", gw ngerasa pernah denger suara ini, "iya, ni gw dimas, ni sapa ya?", "Wah pakabar lo mas? gw arbo, temen SMP lo!". "Oh Arbi!!", "lho kok lo nelpon gw tumben??!"....

Gw SMP di bandung sampe kelas 2 terus kelas 3 pindah ke jakarta, di bandung gw SMP di daerah Cicaheum. Nah gw punya sahabat namanya Arbi. Ternyata dia milih jadi Pastur dan ngambil Seminari (sekolah calon pastur) di Jakarta, di daerah Pasar Minggu. Ternyata dia masih naik kelas 3 karena di seminari ternyata ada 4 kelas. Dia tinggal di asrama sendiri. Dan karena libur kenaikan kelas dia ngajak gw ketemu. gw masih blom berpikir apa2. Gw ketemuan di CITOS, wah ternyata dia udah berubah banyak, di udah tinggi, hampir setinggi gw, padahal waktu SMP dia sering dipanggil, Caci. alias kurcaci,badannya juga udah mulai kebentuk.

Lanjut, kita ngobrol2 lama banget, dy nanyain apa gw udah punya pacar, gw bilang blum, padahal udah sempet deket sama ce2 cantik, nah disitu gw liat ada raut muka beda dari si Arbi, Tapi gw ga ngegubris, trus gw balik tanya apa si Arbi udah punya pcar (waktu itu gw ga tau kalo pastur ga bole nikah). Dy ketawa aja, katanya kalo sekarang punya ce habislah riwayatnya. (hahaha).

TErus gw makan bareng, udah tuh gw udah selese cerita-cerita, dia minta no hp gw, ya gw kasi aja, katanya tapi dia ga ada hape, ga boleh pake hp di seminari.

Gw pisahan n pulang kita janjian mo ktemu lagi sabtu depan di tempat yang sama, Dy katanya mo ngajak gw ke asramanya, oke.

Jam 2 sore gw udah petangkringan di CITOS, Eh Arbi ga dateng2, setelah nunggu 40 menit baru tu anak dateng, "Sori telat, tadi gw beresin kamar dulu","yaelah cuma gw doang yang dateng pake rapi2 amat BI!", :yaiya dong lo kan sohib gw". Eh Bi, gapapa nih gw ke asrama lo? kan gw beda agama"" Santai aja kalo Mas, kan lo bisa ngarang sodara gw, hahaha.." "Siiiipp".

Gw diajak ke asramanya, tingkat, dia di lantai atas, satu kamarnya 2 orang, tapi katanya temen satu kamarnya lagi Vacation ke luar kota, jadi dy sendiri, Gw istirahat bentar di kamarnya, ngobrol-ngobrol asik, ga terasa udah jam 6 sore"Blegerrrrr.." ujan ternyata deres banget.. Anjrit gimana gw balik nih, yaudah gw tunggu mpe reda deh, gw ijin solat, katanya solat di kamarnya aja, gw nanya ngambil air buat wudhu dimana?, katanya kalo mo air di kamar mandi aja. Kamar mandinya diujung lorong. Oke

Pas menuju ke kamar mandi gw ngelewatin sekitar 5 kamar, dan hampir semuanya kosong, cuma ada 2 kamar yang ada orangnya, kata arbi sekarang yang nempatin asrama itu cuma 16 orang, NAh gw ngerasa ada aroma2 ga enak pas ke kamar mandi, Anjrit! ternyata kamar mandinya full Shared gitu. jadi kaya shower di kolam renang buat bilas!, wah gw seumur2 ga pernah liat co bugil!, ternyata ada 2 orang lagi mandi, kayanya lebih muda dari Arbi, Gw risih banget, ngeliat kontol2 gitu, ihh. Mereka juga ga malu, alias ga berusaha nutupin o mereka, ga ada yang disunat hampir aja gw teriak "astafirulagh!", wah ga enak kan kalo kejadian!. Udah gw buru-buru ngambil Wudhu aja.

Selese Solat gw nanya arbi ttg apa yang gw liat tadi, dy jelasin karena disini co semua jadi semuanya di shared, wah kacau bgt! pikir gw dalem ati.

Ujan ga brenti2, arbi ngebujuk gw buat nginep, gw nolak, tapi ngeliat ujan kayanya dukung arbi jadi gw nelpon rumah, gw nagkunya c nginep di kosan, bukan asrama!, awalnya nyokap gw udah bilang GA!, tapi di belakang nyokap gw ada suara bokap, "Kasian lah anaknya keujanan..." Jadinya gw dibolehin deh, sekitar jam setengah sembilan arbi mandi selese mandi dia ke kamar, gw yang lagi asik2 baca buku pelajarannya dia sontak kaget ngeliat dy melorotin handuknya dengan santai. "bi! lo ga malu apa", "oh sori mas, gw kebiasaan, sori ya..", gila baru sekali ini gw ngeliat temen gw bugil di depan gw, kontolnya coklat juga ga disunat, gw nanya" Bi, disini ga ada yang disunat ya?"," ada tapi cuma 2 orang dari semuanya, hehe". TErus omongan gw jadi ngerambat ke masalah tentang pastur, gw tau banyak ternyata mereka ga akan nikah dan ga boleh senggama, nah waktu gw tanya giman cara ngelampiasin nafsu dia, arbi agak malu2 di bilang kalo anak2 disini sering onani. Gw teus ngobrol sampe jam 11 arbi udah keliatan mo tidur , gw suruh dia tidur duluan aja, gw mo ke WC dulu, Eh ternyata pas banget gw masuk WC, ada co seumuran gw lagi COLI! anjrt!! Gw reflek ngomong "NAJISSSS".orang itu kaget, sialnya kayanya dia pas mau ngecrot, dia nutupin kontolnya yang udah full-On mode, dan justru pejunya muncrat kemana2, mukanya merah banget nahan malu, gw juga ga enak udah teriakin dia najis, tapi dia malu banget dia buru2 ngebersihin kontolnya, gw minta maaf ke dia, n akhirnya gw knalan sama dia, namanya Lukas, anaknya putih, ternyata dia anak kelas 2 setahun dibawah arbi, dia keturunan cina. Abis itu gw langsung balik ke kamar Arbi, gw ga nyeritain kalo tadi gw ngeliat pemandangan memalukan itu,Arbi udah tidur dengan pulasnya, gw tidur di samping arbi...

Akh! ternyata gw ga bisa tidur, aneh banget kenapa gw ngebayangin adegan tadi terus!, gw berusaha tidur terus dan akhirnya ketiduran. Lagi asik tidur gw ngerasa ada sesuatu yang aneh, gw ngerasa o gw kok kaya ada yang megang, gw terus melek ternyata ga ada apa2, gw lanjutin tidur lagi, eh kok masi ngerasa, gw melek lagi, lagi2 nihil, terus gw pura2 tidur, sekarang gw mau tau apa yang sbenernya terjadi, gw pura2 ngorok, ternyata ada lagi yang megang celana bagian atas gw, gw diemin dan terusn ngorok, tangan itu kok jadi megangin ritsleting gw dan diturunin, gw masi diem, terus kaitan celana gw dilepas, tangan itu mulai ngerogoh ke kancut gw, saat itu lah gw langsung nangkep tu tangan dan melek,ARBI!!!,, gw kontan bentak temen gw ini,ngapain lu megang o gw?!!, Arbi gelagapan, dia berusaha ngelak, tapi bukti udah jelas2 berkata lain. Arbi tiba2 memelas memohon gw, "Plis mas sekali ini aja, kasi gw hiburan", gw mikir dan kasian, akhirnya gw bilang " oke sekali ini aja ingeT!", "Arbi girang bukan main, dia langsung melorotin celananya, untuk kedua kalinya gw liat o coklat si Arbi yang ga disunbat itu, ukurannya ga gede, malah termasuk kecil,dan jembutnya juga ga lebat, terus Arbi melorotin celana gw juga, dia langsung ngocok o gw, anjrit! awalnya gw risih tapi kelamaan enak juga!, Gw yang tadinya ga ngaceng jadi ngaceng, "Wah mas, disini ga ada yang segede o lw!", Gw malu sekaligus bangga, Mulutnya Arbi langsung nyosor o gw, gw disepong, o gw basah gara2 liurnya Arbi, abis gitu dia minta supaya gw ngocokin kontolnya, gw ladenin, gw ngocokin o dy,dalam hitungan detik Arbi udah ga tahan, dy ngecrot, pejunya muncrat di tangan sama badan dy,"gila bi cepet banget lo ngecrotnya!", dia cuma ngangguk2 aja, terus dy minta gw ngentotin dy, dy ngasi pantatnya ke gw, "serius bi?" Di iyain, langsung aja o gw yang udah ngaceng berat itu gw tancepin ke lobang pantatnya, majumundur2 gw terus lakuin, Arbi ngerang kesakitan + kesenangan, biji pelirnya gw pegangin, dy kesenengan, gw udah mulai ga tahan " bi gw udah mau keluar..", "gapapa", gw nekat, semua peju gw gw tumpahin di dalam pantat arbi, g w lemes banget, dalam hati gw gw bingung kenapa gw ngerasa nikmat banget malem ini, gw telentang aja, tapi arbi tetep ngulum o gw, serasa permen ternikmat yang pernah dilahapnya, oh arbi, anak seminari yang pertama membuka keperjakaanku..